Luka mempertemu kami
dan dalam was-was terluka lagi
ku buka pintu hati
kerana ku fikir dia adalah orang terakhir
yang akan menikam tangan yang ku hulur
kerna dia mengerti apa yang ku lalui
dan aku pun faham dengan saat-saat sukarnya
Luka mempertemu kami
menjadikan dia seorang sahabat setia
yang cukup mengerti
setiap kali
ada gumpal tak tertelan di kerongkong
atau kata yang tak dapat diucap
atau redup renung
yang tak terselam oleh orang lain
dan aku tak pernah peduli
kata mereka terhadapnya
kerna itu semua tak penting bagi ku
Luka mempertemu kami
dan ianya tak lebih dari itu
jadi simpanlah cemburu mu
usah kau titip ia dalam rindu dan sendu
kerna setiap kali aku melihat mu begitu
hilang hancur
segala bintang mengerdip di dada mu
yang memandu arah ku untuk sekian waktunya
sehinggalah langkah ku menjadi lebih panjang
tegap dan teguh
dalam dingin Loch Ness yang menusuk
atau redup langit Black Forrest
juga tika white night St.Petersburg
Simpanlah cemburu itu
kerna bila itu yang terpamer di wajah mu
di mata ku
kau tak lebih dari seorang anak kecil yang belum dewasa
dan aku benci melihat itu
Wednesday, August 13, 2008
Kiranya engkau tahu
Posted by Siti Ruqaiyah Hashim at 6:51 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment