KATA ERNESTO
sekeping diploma
cek yang besar
kemasyhuran dan pengiktirafan
tapi mereka tak berikan kami keamanan
di mana keamanan itu agaknya?
dalam elusif mencari kebenaran
dia mula jatuh cinta
dengan puisi
bait-bait yang
disinggahiada kala
membawanya
ke lorong-lorong
berdarah
Buenos Aires yang ditinggalkan
di lain waktu
wajah Fathi Arafat yang telah
pergi menjelma
dalam keliru dan kelabu
kerna polonium yang melekat di pakaian
Yasir
ketika disemadikan
ah! Kebenaran itu amat
membebankan
di waktu lain pula
dia terlihat
gadis-gadis kecil
bermain lompat tali
di lorong-lorong
Tebing Baratyang di duduki tanpa restu
sedang ia cukup terganggu
mengenang holocaust
Ernesto
begitu hati-hati kau
bicara
tentang Tel Aviv mu
mungkin kerna aku ber abaya
ketika itu
dengan hijab biru menutup dada
tapi ketahui lah
apa pun pakaian kitakemanusiaan dan keamanan
tetap kita buru
tetap kita perkatakan seolah-olah kitalah
manusia dungu kelas
satu
sang pemimpi romantis
tak berkesudahan
atau manusia
ketinggalan zaman
yang sudah patut
pupusseperti engkau
ada kalanya
aku juga
hampir tewas oleh putus
asa
juga oleh si pembunuh
mimpi
sinis dan kejam
menikam segala urat nadi
kerna jiwa mereka menikam segala urat nadi
terlalu parah
dengan pekat darah merah
bernama kebencian